A. Yunani Kuno
Periode Yunani kuno disebut periode filsafat alam.
Karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, di mana
arah dan perhatian. Pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya. Mereka
membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafat
filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.mereka
mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.
1. Thales
(625-545 SM)
Nama Thales muncul atas penuturaan sejarawan
Herodotus pada abad ke-5 SM. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang
bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Selain itu Thales juga
diberi gelar The Father of Philosophy (bapak filsafat) oleh Aristoteles,
karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat. Gelar itu diberikan karena
mengajukan pertanyaan yang amat mendasar, yang jarang diperhatikan orang yaitu
“Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?”. Pertanyaan ini sangat mendasar,
terlepas apa pun jawabannya. Namun, yang penting adalah pertanyaan itu
dijawabnya dengan pendekatan rasional, bukan dengan mitos atau kepercayaan. Ia
mengatakan asal alam adalah air karena air unsur penting bagi setiap makhluk
hidup.
Selain itu Thales juga menjadi penasihat teknis
ke-12 kota Ionia. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari
pada tahun 585 SM. Sebagai ilmuan pada masa itu ia mempelajari magnetisme dan listrik
yang merupakan pokok soal fisika. Ia juga mengembangkan astronomi dan
matematika dengan mengemukakan pendapat bahwa bulan bersinarkarena memantulkan
cahaya matahari, menghitung terjadinya gerhana matahari, bahwa kedua sudut alas
dari suatu segi tiga sama kaki sama besarnya. Dengan demikian Thales merupakan
ahli matematika yang pertama dan juga sebagai the father of deducative
reasoning (bapak penalaran dedukatif).
Dalam sejarah matematika, Thales dianggap
sebagai pelopor geometri abstrak yang didasarkan pada petunjuk pengukur banjir,
yang implementasinya dengan membuktikan dalil-dalil geometri yang salah satunya
bahwa kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki adalah sama besarnya.
2. Anaximandros (640-546 SM)
Ia adalah orang pertama yang mengarang suatu
traktat dalam kesusasteraan Yunani, dan berjasa dalam bidang astronomi,
geografi. Jadi, ia merupakan orang pertama yang membuat peta bumi.
Usahanya dalam bidang geografi diajukan oleh herakleios, sewarga polis dengan
dia. Ia berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di Apollonia,
Yunani.
Pemikirannya, dalam memberikan pendapat tentang arche (asas pertama alam semesta), ia
tidak menunjuk pada salah satu unsure yan gdapat diamati oleh indra, tetapi ia
menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat diamati indra, yaitu apeiron. Sebagai sesuatu yang tak
terbatas, abadi sifatnya, tidak berubah-rubah, ada pada segala-galanya, dan sesuatu
yang paling dalam. Alasannya, apabila tentang arche tersebut ia
menunjuk pada salah satu unsur, maka unsur tersebut ia menunjuk pada salah satu
unsur, maka unsur tersebut akan mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai
dengan sifatnya sehingga tidak ada tempat bagi unsur yang berlawanan.
Pendapat yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya
tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak terletak atau bersandar pada
sesuatu pun. Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi berada pada pusat jagad
raya. Pemikirannya ini hars kita pandang sebagai titik ajaran yang mengherankanbagi
orang-orang modern.
3. Heraclitus
(535-475 SM)
Ia lahir di Ephesus, sebuah kota perantauan di Asia
Kecil, dan merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi lebih
tua. Ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak pemikirannya
sangat sulit. hanya dengan melihat fragmen-fragmenny, ia mempunyai kesan
berhati tinggi dan sombong sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk
mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang-orang terkemukaka di negeri
Yunani.
Pemikirannya filsafatnya terkenal dengan dengan
filsafat menjadi. Ia mengemukakan bahwa segala sesuatunya
(yang ada itu) sedang menjadi dan selalu berubah. Ucapannya yang terkenal
yaitun Panta Rhei Kai Uden Menci artinya segala sesuatunya
mengalir bagaikan arus sungai dan tidak satu orang pun dapat
masuk ke sungai yang sama dua kali. Alasannya, karena air sungai yangpertama
telah mengalir, berganti dengan air yang berada di belakangnya. Demikian juga
segala yang ada, tidak ada yang tetap, semuanya berubah. Akhirnya, dikatakan
bahwa hakikat segala sesuatu adalah menjadi, maka filsafatnya dikatakan
filsafat menjadi.
Heraclitos yang mengemukakan pendapatnya bahwa
segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai bahwa arche
(asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai
lambang perubahan dan keasatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala
yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu
itu apabila dibakar menjadi abu atau asap, adanya api tetap ada. Segala
sesuatunya dari api, dan akan kembali ke api.
4. Parmanides
(540-475 SM)
Parmanides lahir di kota Elea, kota perantauan
Yunani di Italia Selatan. Ia adalah seorang tokoh relativesme yang penting. Ia
dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan disebut
filosof pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan
disandarkan pada deduksi logis, tidak seperti Heraclitus, misalnya, yang
menggunakan metode intuisi. Ternyataan Plato amat menghargai metode Parmanides
itu, dan Plato lebih banyak mengambil dari Parmanides dibandingkan dengan
filosof lain yang terdahulu.
Menurut Parmanides, gerak dan perubahan tidak
mungkin terjadi. Menurutnya, realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak
bergerak dan tidak berubah. Dia menegasakan bahwa yang ada itu ada. Inilah
kebenaran.
Coba bayangkan apa konsekuensi bila ada orang yang
memungkiri kebenaran itu. Ada dua pengandaian yang mungkin, yang pertama
yaitu orang bisa mengemukakan bahwa yang ada itu tidak ada. Yang kedua
yaitu orang dapat mengemukakan bahwa yang ada itu serentak ada dan serentak
tidak ada. Pengandaian pertama bertolak belakang dengan sendirinya karena yang
tidak ada memang tidak ada. Yang tidak ada tidak dapat dipikirkan dan menjadi
objek pembicaraan. Pengandaian kedua tidak dapat diterima karena antara ada dan
tidak ada tidak terdapat jalan tengah, yang ada akan tetap ada dan tidak
mungkin menjadi tidak ada, begitu juga yang tidak ada tidak mungkin berubah
menjadi ada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang ada itu ada dan itulah
satu-satunya kebenaran.
Jadi, benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan
logika. Di sinilah masalah muncul. Bentuk ekstrem pertnyataan itu ialah bahwa
ukuran kebenaran adalah akal manusia; ukuran kebenaran adalah manusia.
5. Socrates
(469-399 SM)
Mengenai riwayat socrates tidak banyak diketahui,
tetapi sebagai sumber utama keterangan tentang dirinya dapat diperoleh
dari tulisan Aristophanes, Xenophon, Plato dan Aristoteles. Ia sendiri
tidak meninggalkan tulisan, sedangkan keterangan dirinya didapat dari muridnya.
Orang yang paling banyak menulis tentang Socrates adalah Plato yang berupa
dialog-dialog.
Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan
adalah satu dan tak dapat di pisahkan satu dengan yang lain. Oeh karna itu,
dasar dari segala penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri. Bagi
secrotes, pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri
sendiri. Semboyan yang paling di gemarinya adalah apa yang tertera pada Kuil
Delphi, yaitu,” kenalilah dirimu sendiri.”
Periode setelah Socrates di sebut dengan zaman
keemasan filsafat yunani karena pada zaman ini kajian-kajian yang muncul adalah
perpaduan antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia. Tokoh yang sangat
menonjol adalah Ploto ( 429-347 SM) yang sekaligus murid socrates dan yang
menulis ide-ide Socrates. Menurutnya, esensi itu mempunyai realita dan
realitasnya ada di alam idea. Kebenaran umum itu ada bukan d buat-buat bahkan
sudah ada di alam idea. Plato menggambarkan kebenaran umum adalah rujukan bagi
alam empiris, contohnya kuda yang ada di alam empiris bermacam-macam warna dan
bentuk serta jenisnya, tetapi kuda secara umum memiliki unsur umum yang
membedakan dengan sapi dan kambing unsur umum inilah yang ada di alam idea dan
bersifat universal.
Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk
menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaiitu dengan menghargai nilai-niai
jasmaniah dan rohania yang keduanya tidak dapat di pisahkan karena denga
keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.
6.
Plato (427-347 SM)
Plato adalah pengikut socrates yang taat diantara
para pengikutnya yang mempunyai pengaru besar. Selain dikenal sebagai ahli
pikir juga dikenal sebagai sastrawan yang terkenal. Tulisannya sangat banyak,
sehingga keterangan tentang dirinya dapat diperolehnya secara cukup.
Ia lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia
belajar filsafat dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos dan Elia, akan tetapi
ajarannya yang paling besar pengaruhnya dari nama Ariston dan ibunya bernama
Periktione.
Plato berpendapat bahwa manusia berada dalam dua
dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap, bermacam-macam dan
berubah. Sedangkan dunia ide bersifat tetap, hanya stu macam dan tidak
berubah. Dunia pengalaman merupakan bayang-bayang dari dunia ide sedangkan
dunia ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu dunia realitas. Dunia inilah
yang menjadi “model” dunia pengalaman. Dengan demikian, dunia sesungguhnya atau
dunia realitas itu adalah dunia ide.
Konsepnya tentang negara di dalamnya terkait etika
dan teorinya tentang negara. Konsepnya tentang etika sama seperti socrates,
yaitu tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well-being).
Akan tetapi, untuk hidup yang baik tidak mungkin dilakukan tanpa di dalam
polis (negara). Alasannya, karena manusia menurut kodratnya merupakan makhluk
sosial dan kodratnya di dalam polis (negara). Maka, untuk hidup yang lebih
baik, dituntut adanya negara yang baik. Sebaliknya, polis (negara) yang jelek atau
buruk tidak mungkin menjadikan para warganya hidup dengan baik.
7. Aristoteles
(384-322 SM)
Ia dilahirkan di Stageria, Yunani Utara pada tahun
384 SM. Ayahnya seorang dokter pribadi di raja Macedonia Amyntas. Karena
hidupnya di lingkungan istana, ia mewarisi keahliannya dalam pengetahuan
empiris dari ayahnya. Pada usia 17 tahun ia dikirim ke Athena untuk belajar di
Akademia Plato selama kira-kira 20 tahun hingga Plato meninggal. Beberapa lama
ia menjadi pengajar di Akademia Plato untuk mengajar logika dan retorika.
Setelah Plato meninggal dunia, Aristoteles berasam
rekannya Xenokrates meninggalkan Athena karena ia tidak setuju dengan pendapat
pengganti Plato di Akademia tentang filsafat. Tiba di Assos, aristoteles dan
rekannya mengajar di sekolah Assos. Di sini Aristoteles menikah dengan Pythias.
Pada tahun 345 SM kota Assos diserang oleh tentara Persi, rajanya (rekan
Aristoteles) dibunuh, kemudian Aristoteles dengan kawan-kawannya melarikan diri
ke ke Mytiline pulau Lesbos tidak jauh dari Assos.
Karya-karya Aristoteles berjumlah delapan pokok
bahasan, yaitu :
a) Logika
b) Filsafat Alam
c) Psikologi
d) Biologi
e) Metafisika, oleh Aristoteles
dinamakan sebagai filsafat pertama atau theologia.
f) Etika
g) Politik dan ekonomi
h) Retorika dan poetika
Beberapa pemikiran Aristoteles yaitu :
a. Ajarannya tentang logika
Logika tidak dipakai oleh aristoteles, ia memakai
istilah analitika. Istilah logika pertama kali muncul pada abad paertama Masehi
oleh Cicero, artinya seni berdebat. Kemudian, Alexander Aphrodisias (Abad III
Masehi) orang pertama yang memakai kata logika yang artinya ilmu yang
menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita.
Menurut Aristoteles, berpikir harus dilakukan dengan
bertitik tolak pada pengertian-pengertian sesuatu benda. Suatu pengertian
memuat dua golaongan, yaitu subtansi (sebagai sifat umum), dan aksidensia
(sebagai sifat yang secara tidak kebetulan). Dari dua golongan tersebut terurai
menjadi sepuluh macam kategori, yaitu:
1) Subtansi (hal-hal yang bersifat nyata dan
yang sungguh-sungguh bereksistensi, (manusia, binatang).
2) Kuantitas (satu, dua)
3) Kualitas (merah, baik)
4) Relasi (rangkap, separuh)
5) Tempat (di rumah, di pasar)
6) Waktu (sekarang, besok)
7) Keadaan (duduk, berjalan)
8) Mempunyai (berpakaian, bersuami)
9) Berbuat (membaca, menulis)
10)Menderita (terpotong, tergilas). Sampai sekarang,
Aristoteles diannggap sebagai bapak logika tradisional.
b. Ajarannya tentang Silogisme
Menurut Aristoteles, pengetahuan manusia hanya dapat
dimunculkan dengan dua cara, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu
proses berpikir yang bertolak pada hal-hal yang khusus untuk mencapai
kesimpulan yang sifatnya umum. Sementara itu, deduksi adalah proses berpikir
yang bertolak pada dua kebaenaran yang tidak diragukan untuk mencapai
kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga. Menurut pendapatnya, deduksi ini
merupakan jalan yang baik untuk melahirkan pengetahuan bar. Berpikir deduksi
yaitu silogisme, yang terdiri dari premis mayor dan premis minor dan
kesimpulan.
Contoh:
Manusia adalah makhluk hidup (premis mayor)
Dina adalah manusia (premis minor)
Dina adalah makhluk hidup (kesimpulan)
c. Ajarannya tentang pengelompokan ilmu
pengetahuan
Aristoteles mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi
tiga golongan, yaitu:
1. Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik)
2. Ilmu pengetahuan produktif (teknik dan
kesenian)
3. Ilmu pengetahuan teoritis (fisika,
matematika, metafisika)
d. Ajarannya tentang aktus dan potensia
Mengenairealitas atau yang ada, Aristoteles tidak sependapat
dengan gurunya Plato yang mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia ide.
Menurut Aristoteles, yang ada itu berada pada hal-hal yang khusus dan konkret.
Dengan kata lain, titik tolak ajaran atau pemikiran filsafatnya adalah
ajaran Plato tentang ide. Realitas yang sungguh-sungguh ada bukanlah yang umum
dan yang tetap seperti yang dikemukakan Plato, tetapi realitas terdapat pada
yang husus dan yang individual. Keberadaan manusia bukan di dunia ide, tetapi
manusia berada yang satu persatu. Dengan demikian, realitas itu terdapat pada
yang konkret, yang bermacam-macam, yang berubah-rubah. Itulah realitas yang
sesungguhnya.
e. Ajarannya tentang pengetahuan
Menurut Aristoteles, terdapat dua macam pengenalan,
yaitu pengenlan inderawi dan pengenalan rasional. Dengan pengenalan inderawi
kita dapat memperoleh pengetahuan tentang bentuk benda (bukan materinya) dan
hanya mengenal hal-hal yang konkret. Sementara itu, pengenalan rasional kita
akan dapat memperoleh pengetahuan tentang hakikaat dari suatu benda. Dengan
pengenalan rasional ini kita dapat menuju satu-satunya untuk ke ilmu
pengetahuan. Cara untuk menuju ke ilmu pengetahuan dalah dengan teknik
abtraksi. Abtraksi artinya melepaskan sifat-sifat atau keadaan yang
secara kebetulan, sehingga tinggal sifat atau keadaan yang secara kebetulan
yaitu intisari atau hakikat suatu benda.
f. Ajarannya tentang etika
Aristoteles mempunyai perhatian yang khusus terhadap
masalah etika. Karena etika bukan diperuntukkan sebagai cita-cita, akan tetapi
dipakai sebagi hukum kesusilaan. Menurut pendapatnya, tujuan tertinggi hidup
manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). Kebahagiaan adalah suatu
keadaan dimana segala sesuatu yang teramsuk dalam keadaan bahagia telah berada
dalam diri manusia. jadi, bukan sebagai kebahagiaan subjektif. Kebahagiaan
harus sebagai suatu aktivitas yang nyata, dan dengan perbuatannya itu dirinya
semakin disempurnakan. Kebahagiaan manusia yang tertinggi adalah berpikir
murni.
g. Ajarannya tentang agama
Menurut Aristoteles, negara akan damai apabila
rakyatnya juga damai. Negara yang paling baik adalah nrgara dengan sistem
demokrasi moderat, artinya sistem demokrasi yang berdasarkan Undang-Undang
Dasar.
B. Zaman Modern
1) Descartes
(1596-1650)
Buku Descartes yang terpenting dalam filsafat murni
adalah Discours de la Methode (1637) dan Meditation
(1642). Kedua buku ini saling melengkapi satu sama lain. Di dalam kedua buku
inilah ia menuangkan metodenya yang terkenal, metode keraguan Descartes (Cartesian
Doubt). Metode ini sering juga disebut Cogito Descartes, atau metode
Cogito saja.
Tahapan metode Descartes dapat diringkas sebagai
berikut:
a. Benda inderawi tidak ada
b. Gerak, jumlah, volume (ilmu pasti) tidak ada
c. Saya sedang ragu, saya ada
d. Saya ragu karena saya berpikir
e. Jadi, saya berpikir, saya ada
2) Hegel
(1770-1831)
Filosof Amerika, M.R. Cohen menyebut Hegel sebagai
filosof terbesar abad ke-19. Kalau melihat pengaruhnya pada Marx saja agaknya
pernyataan Cohen itu cukup beralasan. Dalam pengantar bukunya, Das Kapital
edisi kedua, Marx mengatakan bahwa dirinya adalah murid Hegel sekalipun
“dialektika saya berlawanan dengan dialektika Hegel”.
Untuk menjelaskan filsafatnya, Hegel menggunakan
dialetika sebagai metode. Proses dialektika selalu terdiri dari tiga fase. Fase
pertama (tesis) dihadapi antithesis (fase kedua), dan akhirnya timbul fase
ketiga (sintesis). Dalam sintesis itu, tesis dan antithesis menghilang. Dapat
juga tidak menghilang, ia masih ada tapi sudah diangkat pada tingkat yang lebih
tinggi. Proses ini berlangsung terus. Sintesis segera menjadi tesis baru,
dihadapi oleh antitesis baru dan menghasilkan sintesis baru, sintesis baru ini
segera pula menjadi tesis baru lagi, dan seterusnya.
3) Immanuel
Kant (1724-1804)
Sejarah filsafat adalah sejarah pertarungan akal dan
iman dalam berebut dominasi mengendalikan jalan hidup manusia. Setidaknya ada
tiga filosof besar yang mempunyai peran dalam mendudukkan akal dan iman:
Socrates yang berhasi menghentikan pemikiran sofisme dan mendudukkan akal dan
iman pada posisinya. Descartes berhasil menghentikan dominasi iman (Kristen)
dan menghargai kembali akal, dan Kant yang berhasil menghentikan sofisme modern
untuk mendudukkan kembali akal dan iman pada kedudukan masing-masing. Dalam
kerangka inilah sepertinya Kant mendapat tempat yang lebih lumayan dalam
sejarah filsafat.
Argument-argumennya ia muat dalam bukunya, Critique
of Pure Reason dan Critique of Practical Reason.
4) John
Locke (1632-1704)
Dia adalah filosof Inggris, lahir di Wrington,
Somersetshire. Filsafatnya dapat dikatakan antimetafisika. Ia menerima keraguan
sementara yang diajarkan Descartes. Ia juga menolak metode deduktif Descartes
dan menggantinya dengan generalisasi berdasarkan pengalaman; jadi,
induksi. Bahkan Locke juga menolak akal (reason). Ia hanya menerima pemikiran
matematis yang pasti dan cara penarikan dengan metode induksi.
Kesimpulan Locke tentang filsafatnya adalah substance
is we know not what, tentang substansi kita tidak tahu apa-apa. Ia
menyatakan bahwa apa yang dianggapnya substansi adalah pengertian tentang objek
sebagai idea tentang objek itu yang dibentuk oleh jiwa berdasarkan masukan dari
indera. Akan tetapi, Locke tidak berani menegaskan bahwa idea itu adalah
substansi objek, substansi kita tidak tahu. Persoalan substansi agaknya adalah
persoalan metafisika sepanjang masa.
5) William
James (1842-1910)
Tokoh yang dilahirkan di New York City ini menjadi
orang yang paling bertanggung jawab membuat pragmatisme terkenal di seluruh
dunia. Secara ringkas, William James mengatakan pragmatisme adalah realitas
sebagaimana yang kita ketahui.
Pemikiran filsafatnya lahir karena dalam sepanjang
hidupnya ia mengalami konflik antara pandangan agama. Ia beranggapan bahwa
masalah kebenaran tentang asal/tujuan dan hakikat bagi orang Amerika terlalu
teoritis. Yang ia inginkan adalah hasil-hasil yang konkrit. Dengan demikian,
untuk mengetahui kebenaran dari ide tau konsep haruslah diselidiki
konsekuensi-konsekuensi praktisnya.
Kaitannya dengan agama, apabila ide-ide agama dapat
memperkaya kehidupan, maka ide-ide itu benar.
James menurunkan aliran pragmatisme pada Dewey yang
mempraktekannya dalam pendidikan. Pendidikan menghasilkan orang Amerika
sekarang. Dengan kata lain, orang yang paling bertanggung jawab terhadap generasi
Amerika sekarang adalah William James dan John Dewey. Yang paling merusak dalam
filsafat itu, di antaranya: pandangan bahwa tidak ada hukum moral umum, tidak
ada hukum moral umum, tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran belum final.
Ini berakibat subjektivisme dan individualisme. Dua hal yang mengancam
kemanusiaan dan manusia itu sendiri.
6) Soren
Kierkegaard
Suatu reaksi terhadap idealisme yang sama sekali
berbeda dari reaksi materialisme ialah yang berasal dari pemikiran Denmark yang
bernama Soren Kierkegaard, filsafat tidak merupakan suatu
sistem,tetapi suatu pengekspresian eksistensi individual. Keberatan
utama yang diajukan oleh Kierkegaardkepada Hegel ialah karena Hegel meremehkan
eksistensi yang kongkret karena ia (Hegel) mengutamakan idea yang sifatnya
umum. Menurut Kierkegaard , manusia tidak pernah hidup sebagai suatu”aku umum”
tetapi sebagai ”aku individual” yang sama sekali unik dan tidak dapat
dijabarkan ke dalam suatu yang lain. Dengan demikian , Kierkegaard
memperkenalkan istilah” eksistensi ” dalam suati arti yang mempunyai
peran besar pada abad ke-20. Hanya manusia yang mampu bereksistensi , dan
eksistensi saya tidak saya jalani satu kali untuk selamanya, tetapi pada setiap
saat eksistensi saya menjadi objek pemilihan baru. Bareksistensi ialah
bertindak tidak ada orang lain yang bisa dapat menggantikan tempat saya untuk
bereksistensi atas nama saya.
Pengaruh Kierke gaard belum tampak ketika ia masih
hidup , bahkan bertahun-tahun namanya tidak dikenal oarang di luar negerinya .
itu antara lain karena karyanya di tulis dalam bahasa Denmark. Barulah pada
akhir abad ke 19 karya –karya Kierkegaard mulai di terjemahkan kedalam bahasa
jerman. Karyanya menjadi sumber yang paling penting sekali untuk filsafat abad
yang ke-20, yang disebut eksistensialisme. Karenanya sering disebut bahwa
Kierkegaard adalah bapak filsafat Eksistensialisme. Akan tetapi , anehnya ,
eksistensialisme abad ke-20 tidak jarang beraliran ateis, padahal kierkegaard
seorang penganut kristen tak pelak lagi, tokoh eksistensialisme tersebar adalah
Jean Paul Sartre.
0 comments:
Posting Komentar